meneka lamunanmu
yang kauukir di kaca jernih
seakan mendengar deruan lebah
menghurungi lautan madu
dalam penjara sang ratu
sesekali mendesah bingit
antara ratapan dan rajuk
sesekali dilontar omelan
antara dengar dan tidak
suara tanpa kata-kata
di kaca jendela usia
dudukmu masih bersimpuh
menyematkan kuntum sepi
di celah timbunan sanggul
sahabatku
aku cuma memberikan pilihan
bukan menghukum kepastian
setangkai jodoh yang kaupetik